Pendahuluan
Perkembangan internet yang sangat cepat sejak adanya World
Wide Web tidak saja membawa perubahan terhadap penyebaran informasi tetapi juga
membawa perubahan terhadap infrastruktur telekomunikasi. Tetapi kecepatan
pertambahan jumlah pengguna internet serta jumlah aliran data (informasi) lebih
cepat dibandingkan dengan perkembangan infrastruktur telekomunikasi. Untuk
mendapatkan kualitas yang lebih baik maka ditawarkanlah solusi dengan ISDN
(Integrated Service Digital Network).
Dengan teknologi digital kecepatan pengiriman data dapat dilakukan sampai dengan 64kbps untuk setiap kanal, karena basic ISDN dapat menyediakan dua kanal maka secara keseluruhan bisa didapatkan kecepatan akses sampai 128kbps. Akan tetapi kendala utama dari teknologi ISDN ini adalah diperlukannya jaringan telekomunikasi baru. Sehingga tidak semua orang dapat menikmati keunggulan teknologi ini. Banyak ragam yang digunakan oleh operator telekomunikasi untuk memberikan layanan broadband akses ke pelanggan. Dari sisi media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua yaitu teknologi wireline (kabel) dan teknologi wireless (tanpa kabel). Dari kategori teknologi wireline dapat digunakan teknologi DSL (Digital Subscriber Line), kabel modem, HFC ,maupun optik. Sedangkan dari kategori wireless dapat memanfaatkan teknologi wireless LAN, BWA (Broadband Wireless Access) maupun teknologi terbaru WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access).
Dengan berbagai solusi di atas, sebagian operator memanfaatkan teknologi DSL (kabel) dan BWA (untuk wireless). Bagi operator telekomunikasi yang incumbent di suatu negara, contoh TELKOM untuk Indonesia dimana telah menggelar kabel sekitar 6 juta line maka akan memanfaatkan teknologi DSL guna mengenhanced jaringan fisiknya untuk menyalurkan data kecepatan tinggi ke pelanggan. Sedangkan bagi operator baru tentunya sangat sulit dan mahal bila menggelar jaringan broadband dengan DSL. Kemudian muncul pemikiran untuk tetap menggunakan infrastruktur yang ada guna membangun sambungan kecepatan tinggi, ini didasari dengan mahalnya investasi baru dan besarnya permintaan kebutuhan akan akses yang cepat. Salah satu solusinya adalah dengan teknologi DSL (Digital Subscriber Line).
Dengan teknologi digital kecepatan pengiriman data dapat dilakukan sampai dengan 64kbps untuk setiap kanal, karena basic ISDN dapat menyediakan dua kanal maka secara keseluruhan bisa didapatkan kecepatan akses sampai 128kbps. Akan tetapi kendala utama dari teknologi ISDN ini adalah diperlukannya jaringan telekomunikasi baru. Sehingga tidak semua orang dapat menikmati keunggulan teknologi ini. Banyak ragam yang digunakan oleh operator telekomunikasi untuk memberikan layanan broadband akses ke pelanggan. Dari sisi media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua yaitu teknologi wireline (kabel) dan teknologi wireless (tanpa kabel). Dari kategori teknologi wireline dapat digunakan teknologi DSL (Digital Subscriber Line), kabel modem, HFC ,maupun optik. Sedangkan dari kategori wireless dapat memanfaatkan teknologi wireless LAN, BWA (Broadband Wireless Access) maupun teknologi terbaru WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access).
Dengan berbagai solusi di atas, sebagian operator memanfaatkan teknologi DSL (kabel) dan BWA (untuk wireless). Bagi operator telekomunikasi yang incumbent di suatu negara, contoh TELKOM untuk Indonesia dimana telah menggelar kabel sekitar 6 juta line maka akan memanfaatkan teknologi DSL guna mengenhanced jaringan fisiknya untuk menyalurkan data kecepatan tinggi ke pelanggan. Sedangkan bagi operator baru tentunya sangat sulit dan mahal bila menggelar jaringan broadband dengan DSL. Kemudian muncul pemikiran untuk tetap menggunakan infrastruktur yang ada guna membangun sambungan kecepatan tinggi, ini didasari dengan mahalnya investasi baru dan besarnya permintaan kebutuhan akan akses yang cepat. Salah satu solusinya adalah dengan teknologi DSL (Digital Subscriber Line).
PEMBAHASAN
DSL
( Digital Subscriber Line )
1.
Pengertian
DSL
( Digital Subscriber Line ) adalah satu set teknologi yang menyediakan
penghantar data digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari
jaringan telepon setempat. Biasanya kecepatan download dari DSL berkisar dari
128 kbit/d sampai 24.000 kb/d tergantung dari teknologi DSL tersebut.Kecepatan
upload lebih rendah dari download untuk ADSL.
Di ujung pelanggan memerlukan sebuah modem DSL. Alat ini mengubah data dari sinyal digital yang digunakan oleh computer menjadi sebuah sinyal volta sedalam jangkauan frekuensi yang sessuai dan kemudian disalurkan kejalur telepon.
Di ujung pelanggan memerlukan sebuah modem DSL. Alat ini mengubah data dari sinyal digital yang digunakan oleh computer menjadi sebuah sinyal volta sedalam jangkauan frekuensi yang sessuai dan kemudian disalurkan kejalur telepon.
2. Teknologi DSL
Dilihat dari sisi teknis teknologi DSL menggunakan basis
data paket sementara komunikasi suara berbasis sambungan (circuit-switch).
Untuk komunikasi data yang berbasis sambungan , sambungan dengan lebar bandwith
tertentu harus tetap dipertahankan walaupun tidak ada data yang lewat. Untuk
komunikasi suara yang singkat waktu yang tidak terpakai tidak begitu
menimbulkan masalah, tetapi untuk komunikasi data yang lama akan memboroskan
sumber daya yang dimiliki oleh PSTN. Sementara komunikasi data yang berbasis
paket akan memungkinkan penggunaan bandwith yang optimum, karena bisa
dimanfaatkan untuk lebih dari satu sambungan secara efisien dan ekonomis.
3. Mekanisme
kerja DSL
DSL
bekerja menggunakan kabel telepon standar yang terbuat dari tembaga, saat ini
kabel telepon jenis tersebut sudah banyak tersambung dan tersedia luas ke
rumah-rumah atau kantor-kantor. Teknologi DSL ini membawa kedua sinyal analog
serta digital pada satu kabel. Sinyal digital untuk komunikasi data sementara
sinyal analog untuk suara sperti halanya yang digunakn telepon sekarang yang
disebut sebagai POTS (Plain Old Telephone System). Kemampuan untuk memisahkan
sinyal suara dan data ini adalah merupakan suatu keuntungan. DSL akan mengkoneksikan
dan membawa sinyal digital untuk komunikasi data dan bekerja dengan menggunakan
modem khusus (disebut modem DSL) untuk membaca (encode) data tersebut dan
kemudian mengirimkannya melalui frekuensi yang tidak terpakai pada kabel
telepon tersebut. DSL memanfaatkan frekwensi tinggi untuk mengirim data dan
frekwensi rendah untuk menyalurkan suara /faximili. DSL menjadi penting dan
menjadi pilihan, pada saat pengguna mulai mencari kecepatan akses untuk koneksi
internet. Tanpa harus pusing dan bosan menunggu bermenit-menit hanya untuk
membuka satu halaman internet apalagi dapat menikmati layanan multimedia
melalui internet, seperti menyaksikan layanan video, konferensi melalui video
(kamera) atau layanan online lainnya dan harganya bisa murah Jaringan PSTN
(Public Switch Telephone Network) yang ada dirancang untuk komunikasi suara
yang hanya berlngsung sebentar sekitar tiga sampai lima menit.
Karena hal ini maka sambungan yang sama bisa digunakan secara bergantian sehingga tidak diperlukan penyedian sambungan telepon yang sama banyak dengan jumlah saluran teleponnya. Tetapi untuk komunikasi data umumnya para pelanggan menggunakan waktu yang lebih lama, terutama dengan adanya intrenet, maka akibatnya tingkat keberhasilan penyambungan mengalami penurunan karena sebagian besar saluran telepon terpakai dalam jangka waktu yang lama.
Perkembangan lalu lintas data yang sangat cepat ini akan membebani jaringan telepon publik (PSTN) yang ada. Ada dua pilihan yang bisa diambil penyelenggara jasa telekomunikasi untuk mengatasi hal ini yang pertama adalah meningkatkan jaringan PSTN untuk menangani permintaan komunikaais data dan suara yang bertambah dan yang kedua memindahkan lalu litas data ke jaringan yang terpisah yang dirancang khusus untuk komunikasi data. Dilihat dari sisi teknis teknologi DSL menggunakan basis data paket sementara komunikasi suara berbasis sambungan (circuit-switch).
Untuk komunikasi data yang berbasis sambungan , sambungan
dengan lebar bandwith tertentu harus tetap dipertahankan walaupun tidak ada
data yang lewat. Untuk komunikasi suara yang singkat waktu yang tidak terpakai
tidak begitu menimbulkan masalah, tetapi untuk komunikasi data yang lama akan
memboroskan sumber daya yang dimiliki oleh PSTN. Sementara komunikasi data yang
berbasis paket akan memungkinkan penggunaan bandwith yang optimum, karena bisa
dimanfaatkan untuk lebih dari satu sambungan secar efisien dan ekonomis. Yang
juga merupakan kelebihan lain dari teknologi DSL adalah pengguanan kabel
tembaga yang sudah ada dimana jaringannya sudah mencapai kantor-kantor dan
rumah-rumah sehingga pembangunan infrastruktur yang diperlukan menjadi
tidak terlalu mahal. Tetapi penggunaan kabel yang sudah ada ini harus
memperhatikan beberapa hal yang berhubungan dengan sinyal data. Seperti
atenuasi, crosstalk, dan derau (noise). Atenuasi adalah melemahnya sinyal yang
diakibatkan oleh adanya jarak yang semakin jauh yang harus ditempuh oleh suatu
sinyal dan juga oleh karena makin tingginya frekuensi sinyal tersebut. Karena
faktor jarak dan frekuensi ini maka jarak terjauh yang masih mungkin adalah
sekitar 5,5 km dengan bandwith sekitar 1 MHz. Crosstalk akan mungkin dtimbulkan
oleh adanya pasangan kabel telepon yang digunakan.
Gangguan ini bisa timbul karena sinyal dengan kecepatan yang sama dari masing-masing kabel bisa saling mempengaruhi, bila gangguan ini lebih tinggi dibandingkan dengan sinyal data maka akna timbul banyak error yang memperlambat kecepatan aliran data. Untuk menghindari efek crosstalk dapat dibuat untuk setiap kabel satu arah, sehingga sinyal pada masing-masing kabel tidak saling memepengaruhi.
Gangguan ini bisa timbul karena sinyal dengan kecepatan yang sama dari masing-masing kabel bisa saling mempengaruhi, bila gangguan ini lebih tinggi dibandingkan dengan sinyal data maka akna timbul banyak error yang memperlambat kecepatan aliran data. Untuk menghindari efek crosstalk dapat dibuat untuk setiap kabel satu arah, sehingga sinyal pada masing-masing kabel tidak saling memepengaruhi.
4. Jenis-jenis DSL
Terdapat beberapa jenis teknologi DSL berdasarkan perbedaan
kecepatan data dan jarak maksimum yang disebabkan usaha untuk meningkatkan
kecepatan pengiriman data dengan menggunakan jaringan telepon yang ada. Jenis
DSL yang digunakan tergantung dari kebutuhan pelanggan serta layanan yang dapat
disediakan di daerahnya :
1. IDSL (ISDN Digital Subscriber
Line)
Teknologi yang berbasis pada teknologi ISDN BRI (Basic Rate
Interface). IDSL menawarkan layanan seperti BRI dengan kecepatan kirim (uplink)
dan terima (downlink) yang sama sebesar 144 kbps, tetapi dengan perangkat yang
lebih murah. IDSL hanya menawarkan layanan komunikasi data tidak untuk
komunikasi suara pada jalur yang sama.
2. SDSL (Symmetric Digital
Subscriber Line)
Teknologi ini menggunakan kecepatan data 784 kbps, baik
untuk kirim (uplink) atau terima (downlink). Seperti halnya IDSL, SDSL hanya
menawarkan komunikaais data saja. SDSL merupakan solusi yang cocok untuk
kalangan bisnis untuk digunakan sebagai komunikasi antar cabang atau hubungan
situs web ke internet. SDSL sangat cocok digunakan untuk mengakses internet
kecepatan tinggi untuk perumahan karena memberikan kecepatan atau lebar pita
sampai 2.3 Mbps dan diberikan secara simetris, dengan jarak maksimum sampai 2.4
Km. Sangat cocok untuk akses LAN jarak jauh (remote LAN), layanan VOD (Video On
Demand), residential video converencing dan lain-lain.
3. ADSL (Asymetric Digital
Subscriber Line)
Teknologi ini mempunyai kecepatan data yang berbeda untuk
kirim (uplink) dan terima (downlink).Teknologi ADSL cocok digunakan untuk
mengakses internet dan menjadi pilihan pengguna. Untuk uplink bisa mencapai 8
Mbps sementara untuk downlink bisa mencapai 1 Mbps dengan jarak kabel maksimum
samapi dengan 5,5 km. Sasaran teknologi ini adalah terutama pelanggan pribadi
yang lebih banyak menerima data daripada mengirim data, sebagai contoh adalah
untuk mengakses internet.
4. VDSL (Very high-bit-rete Digital
Subscriber Line)
Teknologi VDSL bersifat asimetrik. Rentang operasinya
terbatas pada 1.000 sampai 4.500 kaki (304 meter-1,37 Km), tetapi ia dapat
menangani lebar pita rata-rata 13Mbps sampai 52 Mbps untuk downstream dan 1,5
Mbps sampai 2,3 Mbps untuk upstream-nya melalui sepasang kawat tembaga pilin.
Lebar pita yang tersisa memungkinkan perusahaan telekomunikasi memberikan
program layanan HDTV(high-definition television) dengan menggunakan teknologi
VDSL. Teknologi ini dapat pula mengirimkan data dengan kecepatan 1,6 Mbps dan
menerima data dengan kecepatan 25 Mbps dengan jarak maksimum sampai 900 meter.
Karena kecepatannya yang tinggi maka teknologi imi memerlukan kabel serat optik
yang kemampuannya lebih tinggi daripada memakai kabel tembaga yang ada.
5. HDSL (High data rate Digital
Subscriber Line)
HDSL sangat cocok digunakan untuk gedung-gedung perkantoran
atau kompleks perkantoran, karena memberikan kecepatan atau lebar data sampai
10 Mbps dan dapat dibagi-bagi kepada seluruh pengguna akhir. Infrastruktur yang
dibutuhkan untuk koneksi HDSL ini dapat menggunakan jalur PBX yang dimiliki
gedung, tanpa harus menginvestasi pembangunan jaringan komputer. Jarak maksimum
cukup panjang mencapai 1 Km. HDSL memakai dua pasang twisted cable yang akan
membawa data dengan kecepatan 1,544Mbps upstream (dari pelanggan ke jaringan)
dan downstream (dari jaringan ke pelanggan). Selain itu teknologi HDSL juga
juga menggunakan tiga pasang twisted cable dengan kecepatan 2,048Mbps dengan
data rate hingga12kaki.
6. RDSL (Rate Adaptive Digital
Subscriber Line)
RDSL merupakan salah satu teknologi DSL, dimana teknologi
ini dapat bekerja pada data rate yang berbeda tergantung pada panjang kabel dan
jaraknya.
5.
Kelebihan
dan Kekurangan DSL
v Kelebihan
DSL :
DSL memberikan banyak keuntungan. Karena memakai jaringan
tembaga yang telah tersedia berarti tidak perlu memasang prasarana lagi
sehingga DSL menjadi lebih murah. Selain itu DSL adalah layanan langsung yang
selalu terhubung dengan ISP dan tidak membayar per menit.
Adapun keuntungan dari DSL adalah:
- Koneksi
yang simultan antara internet dengan suara/fax melalui kabel telepon
- Kecepatan
akses yang tinggi dan selalu online
- Harga
penggunaan murah terutama untuk perumahan
- Keamanan
data terjaga baik
DSL dapat memenuhi kebutuhan akan transmisi data dengan
kecepatan tinggi serta ragam layanan tapi pengadaan dan pemeliharaan layanan
DSL tidak selalu mudah. Masalah yang ada antara lain keterbatasan jarak
jangkauan, pelayanan serta dukungan teknis purna jual yang kurang baik untuk
pelanggan. Yang juga merupakan kelebihan lain dari teknologi DSL adalah
penggunan kabel tembaga yang sudah ada dimana jaringannya sudah mencapai
kantor-kantor dan rumah-rumah sehingga pembangunan infrastruktur yang
diperlukan menjadi tidak terlalu mahal
v Kekurangan
DSL :
Terdapat tiga hambatan yang dihadapi saat ini yaitu panjang
kabel telepon tembaga ke pelanggan, adanya load coils dan bridged taps, serat
optik yang digunakan untuk beberapa jalur telepon.
Ketiga hambatan tersebut adalah :
Ketiga hambatan tersebut adalah :
- Panjang
kabel tembaga dari CO ke pelanggan. Contoh : jika panjang kabel tembaga
lebih dari 18.500 feet maka layanan signal to noise ratio terlalu rendah
dan penguatan sinyal menjadi terlalu besar untuk dapat dibawa ADSL pada
kecepatan yang sewajarnya. Jika pelanggan berada dalam 18.500 feet itu pun
belum tentu menjamin layanan yang baik dan memuaskan karena belum termasuk
cabang-cabang kabel tembaga ke berbagai pelanggan.
- Adanya
load coils dan bridged taps. Local Exchange Carriers (LEC s) menggunakan
load coil untuk memberikan layanan telepon di daerah-daerah yang
memerlukan peralatan tambahan atau instalasi loop tembaga. Load coil
adalah peralatan induksi yang menggeser frekwensi pembawa suara ke atas.
Ini adalah kompensasi untuk kapasitansi kabel khususnya untuk jangkauan
lebih dari 18.000 feet. Sayangnya, frekwensi suara tergeser ke frekwensi
yang biasa digunakan untuk DSL sehingga mengakibatkan interferensi yang
tidak dapat ditolerir. Sehingga metoda ini membuat jalur tersebut tidak
cocok untuk ADSL. Bridged tap adalah bagian kabel yang tidak berada pada
jalur yang langsung dari pelanggan ke CO. Bridged tap ini memudahkan LEC
untuk menyediakan loop tembaga tanpa membuat jalur yang baru sepanjang
jarak pelanggan ke CO. Bila jumlahnya sedikit masih memungkinkan jalur
tersebut menggunakan DSL. Namun gema dan noise tambahan yang ditimbulkan
karena adanya bridged tap dapat membuat DSL tidak dapat dipertahankan.
Beberapa LEC memindahkan peralatan-peralatan ini tapi akan perlu waktu
yang cukup lama untuk membersihkan seluruh jalur.
- Hambatan
ketiga adalah serat optik. DSL adalah layanan digital yang dibuat untuk
dibawa dengan saluran analog, yaitu kabel tembaga. Oleh karena itu sinyal
tidak dapat dikirim melalui media yang menggunakan transmisi digital
seperti serat optik. Biasanya serat optik digunakan untuk Digital Loop
Carrier (DLC) atau Subscriber Loop Carrier (SLC). Daerah yang menggunakan
serat optik ini tidak dapat dilayani DSL. Untuk mengatasi masalah ini,
perusahaan telepon menguji serta memakai sebuah alat yang disebut mini-Remote
Access Multiplexers (mini-RAMs) yang akan memfasilitasi layanan DSL bagi
pelanggan di belakang DLC serta dapat menyediakan delapan saluran dengan
layanan DLS. Tapi alat ini juga memiliki keterbatasan jangkauan karena
panjang kabel tembaga bukan diukur dari pelanggan ke CO tapi dari
mini-RAM ke pelanggan. Selain itu, belum diketahui dengan pasti di mana
dan kapan mini-RAMs harus dipasang.
6.
Implementasi DSL
Kerangka
Kerja DSL yang Didasarkan Pada Sistem Terdistribusi
- Abstrak
Mengamankan sistem
distribusi data akan menjadi tantangan signifikan karena beberapa alasan.
Pertama, fitur keamanan diperlukan dalam aplikasi mungkin bergantung pada
lingkungan pemerintah dimana aplikasi sedang beroperasi, jenis pertukaran
data, dan kemampuan titik akhir dari komunikasi. Kedua, mekanisme keamanan
dikerahkan bisa berlaku untuk kedua pengguna jasa komunikasi dan aplikasi dalam
sistem, sehingga sulit untuk memahami dan mengelola keseluruhan sistem
keamanan. Makalah ini memaparkan komponen-komponen, aplikasi dan pengguna yang
menggunakan DSL dengan pendekatan berbasis kebijakan. Kami mengusulkan kerangka
kerja berbasis bahasa domain-khusus untuk verifikasi, spesifikasi dan
implementasi kebijakan keamanan sistem terdistribusi. Berdasarkan set abstraksi,
kerangka ini memungkinkan untuk mengembangkan kebijakan keamanan modular dan
independen dari sistem yang mendasar. Dengan demikian, keamanan kebijakan yang
dapat dikembangkan oleh seorang pengembang yang awam terhadap sistem keamanan
komputer sekalipun.
Kata kunci-DSL;
Keamanan kebijakan, penyusunan, spesifikasi;verifikasi; pelaksanaan
- Pendahuluan
Berbagai aplikasi komputer transfer data
telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Contohnya termasuk aplikasi
teleconferencing, aplikasi pesan, peer-to-peer
file dan systems transfer. Banyak aplikasi ini saat ini digunakan
tanpa jaminan keamanan apapun, sebagian karena menggabungkan keamanan di
dalamnya adalah sulit dan tantangan yang besar bagi baik pengembang dan juga
pengguna-akhir sistem. Beberapa masalah yang termasuk dalam keamanan meliputi:
Banyaknya cakupan kebutuhan Persyaratan
keamanan yang mesti dipenuhi : ukuran keamanan tidak sesuai untuk semua kasus
dari aplikasi. Sebagai contoh, dalam distribusi sumber (pengembang) aplikasi,
ukuran keamanan yang diperlukan mungkin tergantung pada sifat ressource (misalnya, publik atau
rahasia), lingkungan operasi (misalnya, pariwisata jaringan atau jaringan
publik), kemampuan dan kebijakan pengguna, dan lain-lain. Konfigurasi keamanan
benar tidak memiliki biaya potensial: sistem dapat menjadi tidak tersedia untuk
beberapa pengguna, mungkin menjadi lebih sulit untuk menggunakan atau
mengakses, atau mungkin melakukan kesalahan.
Menggabungkan Keamanan Persyaratan menjadi
sulit, karena. Bahkan setelah yang sesuai ukuran keamanan dapat ditentukan
untuk sebuah contoh aplikasi, menggabungkan ke aplikasi dapat menjadi tidak
gampang untuk pengembang. Permasalah yang sering di jumpai ketika proses
layering: Hal ini biasanya tidak cukup untuk menerapkan keamanan di satu
lapisan dalam sistem. Dengan demikian, mekanisme keamanan akan berjalan ketika
sistem melakukan proses layering, sehingga sulit untuk memahami dan mengelola
keamanan sistem secara keseluruhan.
Kebijakan keamanan berbasis telah memberikan
solusi untuk mengatasi masalah ketika sistem keamanan terbagi. Dalam sistem
keamanan ini, dapat disesuaikan untuk memenuhi persyaratan keamanan yang
berbeda-beda yang tidak berpengaruh terhadap aplikasi. Kebijakan telah
digunakan dalam konteks yang berbeda, seperti otorisasi dan kontrol akses [2],
[14], rekan keamanan sesi [13], kualitas layanan dan jaminan konfigurasi
jaringan [4]. Namun, tantangan dalam pendekatan adalah untuk menemukan kerangka
kerja yang cocok untuk memenuhi spesifikasi, verifikasi dan implementasi. Dalam
makalah ini kami mengusulkan pendekatan baru untuk spesifikasi, verifikasi dan
pelaksanaan kebijakan keamanan. Pendekatan kami adalah untuk menerapkan
teknologi domain bahasa spesifik dalam keamanan kebijakan untuk memecahkan
masalah yang tercantum di domain ini. Berdasarkan pada analisis domain seksama,
kami telah merancang kita kerangka kerja, yang terdiri dari dukungan untuk
verifikasi dan pelaksanaan kebijakan dan bahasa domain yang spesifik.
Sisa dari makalah ini diorganisasikan sebagai
berikut. Bagian berikut menyajikan persyaratan kebijakan framework. Bagian III
membahas fitur yang diharapkan dari kerangka kebijakan. Bagian IV menjelaskan
desain kerangka kami. Bagian V memperkenalkan bahasa pemrograman PPLPolicy,
dengan fokus pada bahasa utama abstraksi. Bagian VI menyajikan kerja terkait,
dan
Bagian VII concludes dan membahas prospek di masa depan.
Bagian VII concludes dan membahas prospek di masa depan.
- Metode dan bahan
DSL yang didasarkan pada sistem terdistribusi
ialah satu set teknologi yang menyediakan penghantar data digital melewati
kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon setempat.
Biasanya kecepatan downolad dari DSL berkisar dari 128 kbit/d sampai 24.000
kb/d tergantung dari teknologi DSL tersebut. Kecepatan upload lebih rendah dari
download untuk ADSL dan
sama cepat untuk SDSL. Banyak
teknologi DSL menggunakan sebuah lapisan Asynchronous Transfer Mode atau
Mode Transfer Asinkron (disingkat ATM) adalah nama sebuah jaringan khusus.
ATM merupakan sebuah teknologi lapisan
2, yang dapat digunakan oleh siapa saja, namun sekaligus merupakan sebuah
jaringan publik sebagaimana halnya Internet,
dengan sistem pengalamatan
yang dikelola secara rapi, sehingga setiap perangkat di dalam jaringan dapat
memiliki sebuah identitas yang unik, agar dapat beradaptasi dengan sejumlah
teknologi yang berbeda.
Implementasi DSL dapat menciptakan
jaringan jembatan atau routed.
Dalam konfigurasi jembatan, kelompok komputer pengguna terhubungkan ke subnet
tunggal. Implementasi awal menggunakan DHCP untuk menyediakan detail jaringan
seperti alamat IP kepada
peralatan pengguna, dengan authentication melalui alamat MAC atau
memberikan nama host. Kemudian implementasi seringkali menggunakan PPP melaluiEthernet atau
ATM (PPPoE atau PPPoA).
DSL juga memiliki rasio contention yang layak
dipertimbangkan pada saat memilih teknologi jalur lebar. Di ujung pelanggan
memerlukan sebuah modem DSL.
Alat ini mengubah data dari sinyal digital yang
digunakan oleh komputer menjadi sebuah sinyal voltase dalam
jangkauan frekuensi yang sessuai dan kemudian disalurkan ke jalur telepon.
- Hasil
Mengusulkan kerangka kerja untuk spesifikasi,
verifikasi dan pelaksanaan kebijakan keamanan. Kerangka ini memungkinkan untuk
menulis kebijakan keamanan modular dan independen dari sistem yang mendasar,
yang bedasarkan dari abstraksi. Dengan demikian, kebijakan keamanan dapat
diimplementasikan oleh pengembang yang awam dengan sistem keamanan komputer.
Kami mulai dengan membahas unsur-unsur yang diperlukan untuk aspek kunci.
Dari menyebarkan Model pemerintah adalah
distribusi otomatis kebijakan PPL untuk komponen aplikasi mereka. PPL Kebijakan
Keamanan menentukan secara eksplisit subyek dan obyek (target) yang
memungkinkan distribusi otomatis kebijakan tanpa kebutuhan untuk secara manual
mengatur alokasi kebijakan implementasi komponen.
- Diskusi dan Rekomendasi
Sebuah program PPL pada dasarnya mendefinisikan
daftar blok. Blok deklarasi menjelaskan mana subyek (misalnya pengguna atau
proses) yang dapat akses oleh objek (misalnya file atau perangkat perangkat)
dan di mana keadaannya. Blok dapat menjadi suatu kebijakan, aturan, tindakan
atau entitas, sebuah lingkup. Lingkup merupakan daftar entitas yang terlibat
dalam kebijakan. Kebijakan sesuai dengan aturan urutan untuk menentukan
spe-pengaturan konfigurasi yang spesifik untuk beberapa proteksi sistem; mereka
dapat baik sederhana atau senyawa. Sebuah kebijakan sederhana mengacu pada
daftar tindakan perlindungan diterapkan di beberapa bahasa pemrograman lain.
Fasilitas ini memungkinkan ada tindakan perpustakaan untuk digunakan ulang.
Kebijakan senyawa didefinisikan sebagai komposisi kebijakan sederhana.
Peraturan terdiri dari serangkaian kendala pada seperangkat tindakan, mereka
dapat berupa pemicu-tunggal di mana hanya satu tindakan dipicu untuk diberikan
objek, atau amulti-memicu mana ganda berbeda tindakan mungkin dipicu untuk
objek yang sama. Aksi bisa menjadi atom atau senyawa Berikut ini kami hadir di
rincian masing-masing blok dasar yang terdiri dari PPL dan menunjukkan
bagaimana mereka digunakan dalam penulisan kebijakan keamanan PPL. Kerangka
kami untuk spesifikasi, verifikasi dan Implementasi kebijakan keamanan, yang
disebut PPL PolicyProgramming Language, berkisar sekitar dua sumbu utama.
Sebuah dukungan extensible penyebaran untuk
integrasi dan implementasi kebijakan keamanan dan Spesifikasi mudah DSL
memungkinkan kebijakan keamanan dengan tingkat idiom abstraksi dalam keamanan
domain. Akibatnya, ahli domain dapat menggunakannya untuk memahami, untuk
memvalidasi, memodifikasi, dan seringkali mengembangkan kebijakan keamanan.
Bagaimana dengan usaha yang tidak membuahkan hasil?..
BalasHapus